Sabtu, 07 Desember 2013

Tipe Wirausaha

Tipe Wirausaha

1. Menjadi wirausahawan mandiri
Untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri, berbagai jenis modal mesti
dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :
Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calon
wirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa
dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan.
Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai
modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply,
dan lain sebagainya.
Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon
usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya
ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan
merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi tunastunas
kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai
dipertimbangkan.

2. Mencari mitra dengan “mimpi” serupa
Jika 1 atau 2 jenis sumber daya tidak dimiliki, seorang calon wirausahawan
bisa mencari partner/rekanan untuk membuat mimpi-mimpi itu jadi
kenyataan. Rekanan yang ideal adalah rekanan yang memiliki sumber daya
yang tidak dimilikinya sendiri sehingga ada keseimbangan “modal/sumber
daya” di antara mereka. Umumnya kerabat dan teman dekatlah yang
dijadikan prospective partner yang utama sebelum mempertimbangkan
pihak lainnya, seperti beberapa jenis institusi finansial diantaranya bank.
Pilihan jenis mitra memiliki resiko tersendiri.
Resiko terbesar yang harus dihadapi ketika berpartner dengan teman dekat
adalah dipertaruhkannya persahabatan demi bisnis. Tidak sedikit keputusan
bisnis mesti dibuat dengan profesionalisme tinggi dan menyebabkan
persahabatan menjadi retak atau bahkan rusak. Jenis mitra bisnis lainnya adalah
anggota keluarga, risiko yang dihadapi tidak banyak berbeda dengan teman
dekat.
Namun, bukan berarti bermitra dengan mereka tidak dapat dilakukan. Satu hal yang
penting adalah memperhitungkan dan membicarakan semua risiko secara
Dapatkan banyak E-book Gratis di http://www.Ebookgratis.co.cc
terbuka sebelum kerjasama bisnis dimulai sehingga jika konflik tidak dapat
dihindarkan, maka sudah terbayang bagaimana cara menyelesaikannya
sejak dini sebelum merusak bisnis itu sendiri.
Mitra bisnis lain yang lebih netral adalah bank atau institusi keuangan
lainnya terutama jika modal menjadi masalah utama. Pinjaman pada bank
dinilai lebih aman karena bank bisa membantu kita melihat secara makro
apakah bisnis kita itu akan mengalami hambatan. Bank yang baik wajib
melakukan inspeksi dan memeriksa studi kelayakan (feasibility study) yang
kita ajukan. Penolakan dari bank dengan alasan “tidak feasible” bisa
merupakan feedback yang baik, apalagi jika kita bisa mendiskusikan dengan
bagian kredit bank mengenai elemen apa saja yang dinilai “tidak
feasible”.
Bank juga bisa membantu kita untuk memantau kegiatan usaha
setiap tahun dan jika memang ada kesulitan di dalam perusahaan, bank
akan mempertimbangkan untuk tidak meneruskan pinjamannya. Ini
merupakan “warning” dan kontrol yang bisa menyadarkan kita untuk segera
berbenah.
Wirausahawan yang “memaksakan” bank untuk memberi pinjaman tanpa studi
kelayakan yang obyektif dan benar akhirnya sering mengalami masalah yang
lebih parah. Agunan (jaminan) disita, perusahaan tidak jalan, dan hilanglah
harapan untuk membuat mimpi indah menjadi kenyataan. Kejadian seperti ini
sudah sangat sering terjadi, dalam skala kecil maupun skala nasional.
Pinjaman seringkali melanggar perhitungan normal yang semestinya diterapkan
oleh bank sehingga ketika situasi ekonomi tidak mendukung, sendi
perekonomian mikro dan makro pun turut terbawa jatuh.

3.Menjual mimpi itu kepada wirausahawan lain (pemilik modal)
Jika teman atau kerabat yang bisa diajak bekerjasama tidak tersedia (entah
karena kita lebih menghargai hubungan kekerabatan atau persahabatan
atau karena memang mereka tidak dalam posisi untuk membantu) dan tidak
ada agunan yang bisa dijadikan jaminan untuk memulai usaha anda, ada
cara lain yang lebih drastis, yaitu menjual ide atau mimpi indah itu kepada
pemilik modal.
Kesepakatan mengenai bagaimana bentuk kerjasama bisa dilakukan antara si
pemilik modal dan penjual ide. Bisa saja pemilik modal yang memodali dan
Dapatkan banyak E-book Gratis di http://www.Ebookgratis.co.cc
penjual ide yang menjalankan usaha itu, bisa juga penjual ide hanya menjual
idenya dan tidak lagi terlibat dalam usaha itu. Jalan ini biasanya diambil
sesudah cara lainnya tidak lagi memungkinkan sedangkan ide yang kita miliki
memang sangat layak diperhitungkan.
Ketiga cara di atas selayaknya dipikirkan sebelum seseorang mengambil
keputusan untuk menjadi wirausahawan.
Namun ada satu hal yang paling utama dan terpenting. Yaitu harus ada komitmen
untuk sukses. Komitmen artinya usaha yang terus dilakukan, tidak peduli apapun
yang terjadi, tidak akan berhenti sebelum sukses.
Bila Anda membutuhkan bantuan untuk membangun usaha, baik konsultasi

maupun coaching (pelatihan) bisnis, Anda bisa kunjungi

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes