MEMBUKA USAHA SAMPINGAN
Dikutip
dari Tabloid NOVA No. 675/XIII
Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda
bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda
lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan
keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan
biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan peng-hasilan
tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus
terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa
menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih
banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan.
Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain
atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain
jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja
sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja
Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk
PENGHASILAN
BISA BESAR
Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan
dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama bahkan lebih besar
dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji. Saya pernah memperhatikan
tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 -
24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu
tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari.
Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya
sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari
Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah
Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan
lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda
memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai
seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan
dengan serius, hasilnya bisa besar.
Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu
berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha
Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama
kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan
mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia
membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya,
karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan,
orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap
kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu
bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha
itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin
pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa
bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya
tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka,
seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda
juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS
MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan
tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus
meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda
tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.
Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang
dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil
dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin
dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa
tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa
meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang
merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya
makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi
gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua
pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke
dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar. Bagi
Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa
lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap
mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang
menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP
MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap
bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan
tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar mungkin 4
jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di
kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari.
Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan
usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya.
Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya?
Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda
ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda
serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk
keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda
investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda
mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang,
kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak
suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan
demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu
penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.
Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda
bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda
ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini
adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha
Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya.
Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha
keluarga?
TIDAK HARUS
SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak
mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma
lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya
pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih
dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering
mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang
berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan
tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering
menampilkannya. Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan
motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia walaupun tidak sekolah
tinggi mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa
belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik
keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari
kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda
punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa
berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.
Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha
sampingan. Sekarang juga.
0 komentar:
Posting Komentar